Keputusan Komisi Banding (Komding) PSSI menganulir sanksi untuk Persik Kediri membuat ruwet agenda Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Kompetisi yang seharusnya berakhir kemarin (30/5) menjadi terkatung-katung. Sebab, sesuai rekomendasi komding, PT Liga Indonesia (LI) harus melaksanakan laga Persik kontra Persebaya yang batal digelar pada 29 April lalu.
CEO PT LI Joko Driyono mengaku keputusan komding itu membuat pihaknya terpojok. Terlebih karena vonis itu lahir menjelang kompetisi berakhir. Lebih dari itu, dampak dari keputusan tersebut sangat besar. Sebab, menyangkut nasib sejumlah tim dalam persaingan menghindari degradasi. Yakni, Pelita Jaya, Persebaya, dan Persik.
Menyikapi keputusan komding itu, Joko mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki beberapa opsi. Yang pertama adalah mengabaikan rekomendasi komding. Berarti, PT LI tidak akan menggelar pertandingan Persik versus Persebaya. Mereka akan mengacu pada keputusan Komisi Disiplin (Komdis) yang menyatakan Persik kalah 0-3 dan didenda Rp 25 juta karena gagal menggelar laga kontra Persebaya pada 29 April lalu.
''Tapi, keputusan mengabaikan itu belum bisa kami putuskan malam ini (tadi malam, Red). Besok (hari ini, Red) akan kami membahasnya," kata Joko kemarin.CEO PT LI Joko Driyono mengaku keputusan komding itu membuat pihaknya terpojok. Terlebih karena vonis itu lahir menjelang kompetisi berakhir. Lebih dari itu, dampak dari keputusan tersebut sangat besar. Sebab, menyangkut nasib sejumlah tim dalam persaingan menghindari degradasi. Yakni, Pelita Jaya, Persebaya, dan Persik.
Menyikapi keputusan komding itu, Joko mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki beberapa opsi. Yang pertama adalah mengabaikan rekomendasi komding. Berarti, PT LI tidak akan menggelar pertandingan Persik versus Persebaya. Mereka akan mengacu pada keputusan Komisi Disiplin (Komdis) yang menyatakan Persik kalah 0-3 dan didenda Rp 25 juta karena gagal menggelar laga kontra Persebaya pada 29 April lalu.
Skenario kedua adalah menggelar pertandingan Persik v Persebaya. Namun, konsekuensinya sangat berat. ''Jika dilakukan, itu bisa menjadi preseden buruk bagi sepak bola nasional. Risikonya tidak kecil. Keputusan komding itu benar-benar menyulitkan liga," ungkapnya.
Nah, skenario ketiga adalah memberikan kesempatan pada tiga tim yang terlibat perebutan babak playoff. ''Klub yang terlibat persaingan seperti Persik, Persebaya, dan Pelita Jaya harus diberi kesempatan sama. Mereka bisa saling bertemu dalam sebuah konsep tersendiri,'' kata Joko.
Menurut Joko, jika ada pertandingan yang digelar setelah 30 Mei atau matchday terakhir ISL, seharusnya tidak boleh hanya satu pertandingan. "Karena ini terkait dengan nasib klub lain juga. Jika memilih opsi ini, saya rasa tidak adil," ujarnya.
Yang pasti, dengan keluarnya keputusan komding itu, babak playoff yang semula dijadwalkan digelar pada 4 Juni dipastikan berubah. Playoff akan mempertemukan tim peringkat ke-15 ISL melawan tim peringkat keempat Divisi Utama. Pemenangnya berhak berlaga di ISL musim depan.
Mundurnya agenda playoff menguatkan indikasi bahwa laga Persik versus Persebaya bakal digelar, sesuai dengan rekomendasi komding. Kalau itu terjadi, konfigurasi klasemen akan berubah (lihat grafis).
Menanggapi hal itu, kubu Persebaya belum mengambil sikap. Mereka masih menunggu. Selama surat keputusan komding belum diterima, Green Force - julukan Persebaya - tetap beranggapan mendapatkan tiga poin dari batalnya laga kontra Persik. Faktanya hingga tadi malam memang tak ada surat komding yang masuk di kantor Persebaya.
Karena itu, Manajer Persebaya Saleh Ismail Mukadar tak menghendaki timnya melakoni tanding ulang. ''Menurut saya Persebaya tetap berhak atas kemenangan WO dari Persik. Mengapa Persija dihukum kalah WO, sementara Persik tidak bisa. Ini kan tidak adil,'' jelas manajer yang memutuskan mundur seusai laga melawan Bontang FC kemarin.
Di sisi lain, asisten manajer Persebaya Cholid Ghoromah meminta masalah ini diselesaikan dengan duduk bersama. ''Seharusnya semua bertemu untuk mendapatkan kepastian. Jadi, tidak terombang-ambing seperti ini. Apapun alasannya, semua harus mengedepankan kepentingan nasional,'' tegasnya.
Dari kubu Persik, pelatih Agus Yuwono mengakui peluang timnya menjadi kontestan babak playoff sangat kecil. Seandainya bisa mengalahkan Persebaya di laga tunda, poin Persik akan menyamai Pelita Jaya. Tapi, mereka harus menang minimal tujuh gol untuk mengungguli selisih gol Pelita. ''Benar-benar harus membantai Persebaya di partai terakhir,'' sebutnya.
Sementara itu, kubu Pelita Jaya ogah terlibat dari keruwetan ini. "Saya tidak kepikiran akan hal itu. Yang pasti kami selalu berusaha menjalankan tugas dengan maksimal di setiap pertandingan. Tadi anak-anak main luar bias sehingga bias menang dengan skor besar," ujar Lalu Mara, manajer Pelita Jaya, ketika dihubungi setelah timnya menang telak 6-3 atas Persela Lamongan kemarin.
Sumber :
JAWA POS ( http://www.jawapos.co.id )
0 komentar:
Posting Komentar