Tiga Negara Bertemu Khusus

Bahas Ketegangan Semenanjung Korea

Ketegangan dua negara Korea setelah tenggelamnya kapal patroli Cheonan milik Korea Selatan memicu keprihatinan sejumlah negara besar di kawasan tersebut. Pemimpin Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan mengadakan pertemuan khusus akhir pekan lalu untuk membahas krisis tersebut.

Perdana Menteri Tiongkok Wen Jiabao menyatakan pentingnya menghindari konflik yang hampir pecah antara Korea Selatan dan Utara. Tiongkok sebagai sekutu utama Korut di Asia mengharapkan penyelesaian krisis tersebut. Meski begitu, Tiongkok tetap terkesan menahan diri untuk tidak terburu-buru mendukung penjatuhan sanksi Dewan Keamanan PBB seperti yang dikampanyekan Korsel.


Pernyataan Wen menunjukkan sinyal bahwa Beijing akan bersikap lebih keras terhadap Korut. Negara komunis Korea tersebut dituduh menorpedo kapal Cheonan yang tenggelam dua bulan lalu sehingga menewaskan 46 orang.

Wen memang tidak secara langsung mengindikasikan bahwa Beijing siap mendorong usul Korsel yang akan memperjuangkan sanksi atau setidaknya mengutuk tindakan Korea Utara itu. Namun, dukungan Tiongkok menjadi kunci mulusnya usul Korsel tersebut karena negara Tirai Bambu itu adalah salah satu anggota tetap DK PBB.

Meski demikian, Wen menggunakan kalimat tegas untuk menggambarkan situasi genting dalam hubungan dua Korea. ''Langkah darurat yang harus diambil saat ini adalah mengatasi efek serius insiden Cheonan, secara bertahap meredakan ketegangan (antara dua Korea), dan menghindari kemungkinan terjadinya konflik,'' ujar Wen dalam jumpa pers bersama Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak dan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama.

''Tiongkok akan terus bekerja dengan semua negara, melalui jalan negosiasi dan kerja sama, untuk menjalankan misi kami menjaga stabilitas keamanan wilayah,'' tambahnya setelah pertemuan tiga negara itu di Jeju, Korsel, seperti dikutip Agence France-Presse. Komentar Wen kemarin berbeda dengan pernyataan resmi sejumlah pejabat di Beijing minggu lalu, yang terkesan enggan terlibat dalam isu Cheonan.

Lee Myung-bak sesudah pertemuan menyatakan bahwa tiga negara sepakat untuk melanjutkan pembahasan isu Kapal Cheonan. ''Saya berharap, Jepang dan Tiongkok sebagai bagian penting dari komunitas internasional bisa secara bijaksana bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini,'' jelasnya.

Yukio Hatoyama menambahkan, tiga negara sepakat bahwa insiden tenggelamnya Kapal Cheonan adalah masalah serius yang akan memengaruhi stabilitas keamanan dan perdamaian di Asia Timur Laut.

Minggu lalu, Korea Selatan mengambil langkah-langkah strategis dalam hubungan diplomatik dengan Korut. Termasuk menghentikan hubungan perdagangan, melakukan propaganda anti-Korut yang disebar ke wilayah perbatasan dua negara, dan menghelat latihan angkatan laut berskala besar di pesisir barat.

Pada saat yang sama, Korut mengingatkan bahwa manuver yang dilakukan Selatan akan semakin memperpanas keadaan dan semakin dekat dengan perang. Kondisi dua Korea secara teknis masih perang. Sebab, Perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953 hanya diakhiri dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Dari Pyongyang dilaporkan, ribuan orang berkumpul di alun-alun utama ibu kota. Mereka berdemonstrasi untuk mengutuk Korea Selatan dan Amerika. Warga Korut sering melakukan demonstrasi serupa ketika terjadi ketegangan dengan negara lain.

Sumber :

0 komentar: