Penghormatan besar dicurahkan rakyat Polandia saat pemakaman kembali astronom Nicolaus Copernicus kemarin (23/5). Tubuh astronom pencetus teori heliosentris (matahari adalah pusat tata surya) itu dikuburkan dalam prosesi megah setelah terbaring dalam makam tanpa identitas. Oleh gereja dulu, Copernicus dianggap sebagai orang sesat.
Copernicus dimakamkan di katedral tempat dia pernah mengabdi sebagai dokter. Itu menunjukkan bahwa gereja sudah ''berdamai'' dengan Copernicus.
Copernicus wafat pada 1543 dengan status orang sesat yang melawan gereja. Kala itu gereja memang masih menganggap bumi sebagai pusat tata surya. Kini Copernicus ''kembali'' ke makam sebagai pahlawan.
Sabtu waktu setempat (22/5) sisa-sisa jenazahnya diperciki air suci oleh sejumlah pejabat tinggi dan petinggi gereja Polandia. Itu dilakukan sebelum petugas kehormatan membawa peti jenazahnya melalui jajaran batu bata, lantas meletakkan peti itu kembali di tempat penemuan tengkorak Copernicus pada 2005.
Sebuah batu granit hitam kini menjadi nisan sekaligus identitas kuburan Copernicus. Batu nisan itu diberi hiasan pahatan sistem peredaran matahari, sebuah matahari emas dikelilingi enam planet.
Associated Press melaporkan, beberapa pekan terakhir sisa jenazah Copernicus disemayamkan di Kota Olsztyn dan diarak ke sejumlah kota yang terkait dengan kehidupannya. Dia pun akhirnya dimakamkan kembali di Katedral Frombork dengan kehormatan penuh.
Atas permintaan keuskupan setempat, pada 2004 para ilmuwan mulai mencari jenazah astronom yang meninggal pada usia 70 tahun itu. Mereka akhirnya menemukan serangkaian tulang dan tengkorak dari dalam lokasi gereja. Sebuah rekonstruksi tulang menggunakan teknologi komputer yang dilakukan oleh tim forensik kepolisian menunjukkan bahwa tulang hidung pada tengkorak tersebut patah. Beberapa bukti lain yang dikumpulkan sampai pada kesimpulan bahwa tulang-tulang itu adalah bagian tubuh Copernicus yang hidup pada 1473-1543.
Pada tahap investigasi berikutnya, contoh DNA diambil dari susunan gigi dan tulang. Hasilnya cocok dengan rambut yang ditemukan di dalam buku miliknya.
Wojciech Ziemba, uskup di wilayah sekitar Frombork menyatakan kebanggaannya atas sosok Copernicus. ''Dia mewarisi sifat daerah ini (Frombork). Kerja keras, ketaatan, dan -di atas segalanya- dia adalah ilmuwan genius,'' katanya.
Copernicus dimakamkan di katedral tempat dia pernah mengabdi sebagai dokter. Itu menunjukkan bahwa gereja sudah ''berdamai'' dengan Copernicus.
Copernicus wafat pada 1543 dengan status orang sesat yang melawan gereja. Kala itu gereja memang masih menganggap bumi sebagai pusat tata surya. Kini Copernicus ''kembali'' ke makam sebagai pahlawan.
Sabtu waktu setempat (22/5) sisa-sisa jenazahnya diperciki air suci oleh sejumlah pejabat tinggi dan petinggi gereja Polandia. Itu dilakukan sebelum petugas kehormatan membawa peti jenazahnya melalui jajaran batu bata, lantas meletakkan peti itu kembali di tempat penemuan tengkorak Copernicus pada 2005.
Sebuah batu granit hitam kini menjadi nisan sekaligus identitas kuburan Copernicus. Batu nisan itu diberi hiasan pahatan sistem peredaran matahari, sebuah matahari emas dikelilingi enam planet.
Associated Press melaporkan, beberapa pekan terakhir sisa jenazah Copernicus disemayamkan di Kota Olsztyn dan diarak ke sejumlah kota yang terkait dengan kehidupannya. Dia pun akhirnya dimakamkan kembali di Katedral Frombork dengan kehormatan penuh.
Atas permintaan keuskupan setempat, pada 2004 para ilmuwan mulai mencari jenazah astronom yang meninggal pada usia 70 tahun itu. Mereka akhirnya menemukan serangkaian tulang dan tengkorak dari dalam lokasi gereja. Sebuah rekonstruksi tulang menggunakan teknologi komputer yang dilakukan oleh tim forensik kepolisian menunjukkan bahwa tulang hidung pada tengkorak tersebut patah. Beberapa bukti lain yang dikumpulkan sampai pada kesimpulan bahwa tulang-tulang itu adalah bagian tubuh Copernicus yang hidup pada 1473-1543.
Pada tahap investigasi berikutnya, contoh DNA diambil dari susunan gigi dan tulang. Hasilnya cocok dengan rambut yang ditemukan di dalam buku miliknya.
Wojciech Ziemba, uskup di wilayah sekitar Frombork menyatakan kebanggaannya atas sosok Copernicus. ''Dia mewarisi sifat daerah ini (Frombork). Kerja keras, ketaatan, dan -di atas segalanya- dia adalah ilmuwan genius,'' katanya.
Sumber :
JAWA POS ( http://www.jawapos.co.id )
0 komentar:
Posting Komentar