Celtics Tak Besar Kepala, LA LAkers Tak Mau Terbebani Catatan Sejarah

Pemenang Biasanya Melaju Jadi Juara

Beat LA! Beat LA! Teriakan seperti itu akan menggema di TD Garden, Boston, hari ini WIB (9/6), saat tuan rumah Boston Celtics menjamu Los Angeles Lakers dalam game ke-3 final NBA 2010.

Teriakan seperti itu bukan hal baru di gedung yang berkapasitas lebih dari 18 ribu penonton tersebut. Sebab, sejarah rivalitas Celtics dengan Lakers termasuk yang paling panjang di NBA.

Sebagai catatan, Celtics merupakan tim tersukses di NBA dengan 17 cincin juara, sedangkan Lakers sudah 16 kali menjadi champion. Sudah belasan kali mereka bertemu di final. Termasuk dua tahun lalu ketika Celtics keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2 dalam best of series.

Karena memiliki rekor menang kalah yang lebih baik selama babak reguler, Lakers berhak menjadi tuan rumah lebih banyak. Dua game paling awal dan dua game paling akhir.

Namun, setelah dua game berlangsung, home-court advantage kini menjadi milik Celtics. Sebab, mereka berhasil menekuk Lakers pada game kedua di kandangnya.

Hasil itu membuat Celtics berpeluang melakukan pesta juara di kandang. Sejak 1985, best of seven final NBA memiliki urutan 2-3-2. Jika selalu memenangi laga kandang, Celtics akan mengamankan cincin juara ke-18 NBA.
Kunci untuk itu tentu saja game hari ini. Jika menang, Celtics unggul. Itu akan mempermudah tim hijau tersebut melewati game-game selanjutnya.

Bahkan, menurut catatan sejarah, pemenang game ketiga final akan melaju ke tangga juara. Itu terjadi jika dalam dua game awal kedua tim bermain imbang 1-1 seperti yang saat ini terjadi antara Lakers dan Celtics. Kejadian seperti itu terjadi sepuluh kali sejak format 2-3-2 final digunakan pada 1985.

Namun, penggawa Celtics tidak besar kepala atas fakta tersebut. Mereka tahu Lakers adalah tim juara yang bisa membalikkan keadaan. ''Kami mendapatkan home court, akan memainkan tiga game di kandang,'' kata kapten Celtics Paul Pierce sebagaimana dilansir Associated Press. ''Namun, itu bukan jaminan kami akan menang tiga game tersebut. Kami harus bertanding dan berjuang untuk menang,'' tambahnya.

Sebaliknya, Lakers tidak mau terbebani catatan sejarah itu. Bagi superstar Lakers Kobe Bryant, setiap pertandingan dalam babak best of seven adalah mahapenting. ''Game pertama adalah laga terpenting, berikutnya game ke-2 dan sekarang game ke-3. Itu adalah pertandingan berikutnya, tidak lebih,'' kata Kobe.

Padahal, Kobe pernah mendapat pengalaman pahit setelah seri 1-1, kemudian kalah pada game ke-3 final. Itu terjadi pada 2004. Saat itu, Detroit Pistons berhasil mencuri satu game di kandang Lakers untuk menyamakan kedudukan 1-1.

Berikutnya, Pistons tak terbendung dalam tiga game berikutnya untuk menjadi champion. Itu merupakan kekalahan pertama Kobe dalam seri penentuan juara. ''Kenang-kenangan seperti itu seharusnya bisa membuat kami lebih keras dalam berjuang,'' ujar forward Lakers Pau Gasol.

Celtics maupun Lakers bisa menurunkan skuad terbaiknya hari ini. Itu menjamin tersajinya pertandingan seru dua tim terbaik NBA. Siapa yang akan merebut game ketiga yang sarat tuah itu? Menarik untuk kita tunggu.

Sumber :

0 komentar: